,

Temukan Kejanggalan, Kuasa Hukum Korban Penusukan di Simpang Rimba Minta Polisi Periksa Istri Pelaku

oleh -35 Dilihat
oleh

Serumpunsebalai.com, Pangkalpinang – Seorang remaja asal Desa Permis Kecamatan Simpang Rimba Kabupaten Bangka Selatan (Basel) bernama Febrianto (19), telah menjadi korban penganiayaan yang berujung penusukan, pada Senin (16/9/2024) lalu.

Terkait hal ini, Tato Trisetya SH MKn dari Kantor Hukum Tato Trisetya & Partners selaku Penasihat Hukum Febrianto mengaku menemukan kejanggalan dari kasus penusukan yang menimpa kliennya tersebut.

Tato mengungkapkan, kliennya baru bisa dimintai keterangan untuk proses Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh penyidik, pada Senin (23/9/2024) sore. Artinya, kata Tato, sejak kejadian kliennya selaku korban, belum memberikan keterangan apapun ke penyidik.

Akan tetapi, lanjut Tato, pihak kepolisian yang menangani perkara ini yakni Polsek Simpang Rimba, telah menetapkan 1 (satu) orang pelaku yang berinisal MZ sebagai tersangka dan menahannya di Rutan Polres Basel.

“Kami mendapati kejanggalan dalam perkara ini. Klien kami kan setelah kejadian itu, kondisinya kritis dan sempat mendapat perawatan intensif di ruang ICU RS Primaya Bhaktiwara Pangkalpinang. Tapi polisi kemudian hanya menetapkan MZ sebagai tersangka.,” ungkap Tato dalam keterangannya yang diterima media ini, di Pangkalpinang pada Selasa (24/9/2024) malam.

Sementara, sebut Tato, berdasarkan penuturan kliennya saat dimintai keterangan oleh penyidik, setelah dipukul menggunakan benda tumpul di bagian kepalanya, korban sempat melihat ada 3 (tiga) orang yang berada di lokasi kejadian.

“Satu orang menunggu di motor, satu orang lagi memukul kepala klien kami dengan benda tumpul dan satu orang lagi yang melakukan penusukan terhadap klien kami. Kenapa hanya MZ yang ditetapkan sebagai tersangka? harusnya dua terduga pelaku lainnya yang ada di lokasi kejadian, harus dicari keberadaannya dan turut diamankan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Tato mengungkapkan, jika ditelusuri dari kronologi kejadian, tindak pidana penganiayaan yang berujung penusukan yang dialami kliennya itu, bermula saat kliennya mendapat pesan di instagram yang dikirimkan oleh seorang wanita berinisial JH (yang disebut-sebut sebagai istri MZ-red) yang mengajaknya berkenalan.

“Dari penuturan klien kami saat dimintai keterangan, klien kami pernah bertemu 1 kali dengan wanita inisial JH tersebut. Dalam pertemuan tersebut, klien kami dan JH ini hanya ngobrol-ngobrol saja. Kemudian JH kembali mengajak klien kami ketemuan lagi. Tapi di pertemuan kedua ini, JH tidak ada,” bebernya.

“Lalu, JH mengajak klien kami untuk ketemuan lagi untuk yang ketiga kalinya setelah isya di Kantor Camat Simpang Rimba, klien kami setuju dan berangkat seorang diri ke lokasi yang telah disepakati,” lanjutnya.

Tapi nahasnya, kata Tato, saat tiba di lokasi kliennya langsung diserang oleh 3 (tiga) orang yang tidak dikenalinya. Yang mana, lanjut Tato, kepala kliennya dipukul dengan benda tumpul kemudian ditusuk menggunakan senjata tajam sebanyak 4 (empat) kali di bagian yang sangat vital.

Minta JH Turut Diperiksa

Untuk itu, kata Tato, pihaknya selaku Penasihat Hukum korban, meminta pihak kepolisian turut memeriksa JH. Karena, lanjut Tato, jika disimpulkan dari penuturan kliennya, bisa jadi JH diduga ikut terlibat dalam kejadian sadis yang menimpa kliennya tersebut.

Menurutnya, hal tersebut bertujuan untuk mengetahui keterlibatan dan peran JH dalam perkara ini. Yang pasti, lanjut Tato, pihaknya selaku Penasehat Hukum korban meminta kepolisan untuk mengusut perkara ini dengan serius hingga tuntas.

“Tidak menutup kemungkinan, jika JH ini diperiksa, bisa saja dia (JH-red) ikut terlibat. Karena JH diduga telah bersekongkol dengan MZ untuk menjebak klien kami. Yang pasti, apa yang dilakukan MZ terhadap klien kami merupakan sebuah perkara yang serius. Karena perbuatan MZ ini sangat mengancam nyawa klien kami,” lanjutnya.

Selain itu, kata Tato, pihaknya meminta polisi untuk segera mencari, menangkap dan memeriksa 2 (dua) terduga pelaku lainnya yang berada di lokasi kejadian dan diduga turut terlibat dalam kejadian sadis yang menimpa kliennya.

“Pelaku MZ ini kan kabarnya masih di bawah umur. Atas hal itu, kami juga meminta kepada pihak kepolisan untuk mengkroscek kembali, apakah MZ ini betul-betul masih anak di bawah umur? Karena, dari informasi yang kami dapat, MZ ini diduga bukan lagi anak dibawah umur” ucapnya.

Maka dari itu, kata Tato, pihaknya selaku Penasehat Hukum Korban juga meminta kepolisian untuk memastikan kembali apakah pelaku betul-betul anak di bawah umur, dengan cara mengecek akta kelahiran pelaku, jangan hanya berpatokan dari KTP saja

“Sekali lagi, selaku Penasehat Hukum korban, kami meminta Polsek Simpang Rimba untuk menangani perkara ini dengan serius. Kami pastikan akan terus mengawal perkara ini hingga tuntas,” tegas pria yang merupakan Putra dari Almarhum Dharma Sutomo, yang merupakan salah satu Pengacara Senior di Kepulauan Bangka Belitung.

Melansir dari berita sebelumnya, Kapolsek Simpang Rimba, Iptu William F Situmorang, saat ditanya terkait pelaku yang diduga lebih dari satu orang, menyatakan bahwa pelaku hanya berjumlah satu orang.

Saat ditanya terkait JH, Iptu William F Situmorang mengatakan bahwa JH merupakan istri dari MZ.

“Dari hasil penyelidikan kami pelaku 1 orang pak dan JH merupakan istri dari pelaku MZ alias ABH. Untuk lebih lengkapnya informasi melalui Humas Polres Basel pak. Terimakasih,” jawab Iptu William, saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan WhatsApp, pada Senin (23/9/2024) malam.

Korban Mengaku Dijebak

Melansir dari berita sebelumnya, saat ditemui wartawan di RS Bhaktiwara Pangkalpinang, pada Minggu (22/9/2024), F memberikan pengakuan yang cukup mencengangkan. F menyebut kalau dirinya diduga dijebak oleh MZ yang menyamar sebagai seorang perempuan berinisial JH, yang kabarnya disebut-sebut sebagai istri dari pelaku MZ.

“Kemungkinan saya ini dijebak oleh pelaku. Karena sebelum kejadian, saya mendapat pesan di instagram dari akun @bondenn__00 (yang diduga milik pelaku-red) dan mengaku sebagai JH. Dalam chat itu, akun @bonden__00 ini meminta kontak WhatsApp saya bang,” terang F.

“JH ini teman saya bang. Merasa JH ini adalah teman saya, maka saya pun percaya dan memberikan nomor WhatsApp saya. Kemudian chat pun berlanjut dan akhirnya saya dan JH sepakat untuk bertemu di lokasi kejadian. Saat itu, saya berangkat ke lokasi sendirian,” lanjutnya lagi.

Dalam kesempatan itu, F juga menampik kalau dirinya sering menghubungi istri MZ, seperti yang beredar di sejumlah pemberitaan media online belakangan ini.

“Di berita media online, saya disebut sering menghubungi istri MZ. Saya justru tidak tahu menahu kalau JH itu adalah istri dari MZ. Yang saya tahu, JH ini adalah seorang teman yang sudah saya kenal. Sebelumnya saya dan JH ini juga pernah bertemu,” bebernya.

“Dalam pertemuan itu, saya dan JH pun hanya ngobrol-ngobrol saja. Sekali lagi bang saya tegaskan bahwa saya juga tidak tahu menahu kalau JH ini sudah menjadi istri orang atau belum. Kalau saya tahu JH ini istri orang, tidak mungkin saya menyetujui janji untuk bertemu di tempat itu,” lanjutnya.

F menerangkan, setelah sampai di lokasi pertemuan sekitar pukul 19:00 wib, dirinya berniat mengambil HP dan mencoba menghubungi JH. Namun, belum sempat F mengambil HP di sakunya dan mengirim pesan ke JH, F langsung dipukul di bagian kepala menggunakan benda tumpul oleh orang tak dikenal.

“Setelah dipukul di bagian kepala dan terjatuh dari motor, saya sempat melihat bahwa saat itu ada 3 (tiga) orang yang saya tidak kenali sama sekali. Dari pengelihatan saya saat itu, ada 1 orang yang menunggu di motor, 1 orang yang memukul saya dan 1 orang lainnya menusuk saya menggunakan senjata tajam,” jelasnya.

“Usai ditusuk berulang kali di beberapa bagian tubuh saya yang cukup vital, ketiga orang itu langsung melarikan diri. Dalam kondisi terluka parah, saya langsung mencoba menelepon dan menceritakan kondisi yang saya alami ke orang terdekat saya untuk meminta pertolongan,” lanjutnya.

Pengakuan F turut diperkuat oleh informasi dari masyarakat sekitar tempat kejadian, yang mengaku sempat melihat 3 orang memakai motor menuju ke jalan merah belakang SMP Simpang Rimba dekat Kantor Camat, yang tak lama kemudian disusul oleh motor korban yang juga turut melintas menuju lokasi yang sama. (Retok/Bor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *