SS.com, BALUNIJUK – Hadir sebagai pembicara, Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Ridwan Djamaluddin menyambut baik Seminar Nasional Kedaulatan Laut Babel untuk Kesejahteraan Rakyat, yang digelar Kamis (16/12) bertempat di Rektorat Universitas Bangka Belitung (UBB).
Tak hanya Pj Gubernur, seminar yang diselenggarakan kerja sama UBB dengan Kementerian Kelautan Perikanan ini juga menghadirkan pembicara lainnya seperti dari kementerian, Gakkum Lingkungan Hidup Kehutanan Rasio Ridho Sani serta Rektor UBB Ibrahim.
Ridwan menilai baik seminar ini, sebagai upaya mencari peluang atau nilai lebih dari luasnya lautan yang mengelilingi dua pulau provinsi. Pihaknya pun meyakini, Babel bisa menjadi provinsi maritim.
“Sebagai provinsi kepulauan siap untuk menjadi contoh kepulauan maritim di negeri ini. Mari kita membagun kelautan ini orientasinya kesana,” katanya.
Disampaikan dia juga, bahwa seminar ini sangat strategis dan penting mengingat besarnya potensi dan produksi perikanan Babel yang meliputi jumlah produksi perikanan mencapai angka 228,980 ton per tahun atau mencapai 626 ton per hari dan selalu meningkat setiap tahunnya.
“Jumlah produksi perikanan budidaya 9.341 ton di mana terus meningkat dengan perkembangan sektor udang vaname untuk memenuhi kebutuhan ekspor,” ujarnya.
Kemudian potensi produksi produk olahan hasil perikanan sebanyak 1.255.998 ton dimana bergelut dalam industri rumah tangga yang berbasis perikanan yang terus didorong untuk layak memenuhi pasar ekspor.
Dipaparkan Ridwan juga, bahwa kawasan konservasi perairan seluas 627.612,9 HA merupakan komitmen Pemprov Babel dalam mewujudkan keindahan ekosistem perairan menuju pembangunan berkelanjutan secara keseluruhan seluruh potensi dan target produksinya telah dibukukan ke dalam rencana strategi Dinas Kelautan dan Perikanan.
Diinformasikan bahwa selama kurun waktu 2019-2020 kita telah mengawasi dan membina sebanyak 13 Kapal Perikanan yang menggunakan alat tangkap yang dilarang, 157 pelaku usaha tambak udang vaname dan ratusan pelaku usaha pengelolahan yang tersebar di tujuh kabupaten/kota.
“Kegiatan pengawasan ini kita lakukan sebagai langkah nyata penegakan kedaulatan di dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan,” jelasnya.
Memang, lanjut Ridwan, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan disamping potensi alam yang ada. Salah satunya sumber daya manusia (SDM) dan teknologi, baru Babel dapat dipandang oleh negara lain.
“Dengan kondisi seperti ini, kita harus menjadi semangat untuk maju bersama. Dengan seminar kedaulatan kelautan ini saya berharap dengan daulat itu kita dekat dengan kesejahteraan,” ungkapnya. (EJAK/IRNA)