Serumpunsebalai.com, Pangkalpinang – Bullying adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara menyakiti dalam bentuk fisik,verbal atau emosional/psikologis oleh seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih lemah fisik ataupun mental secara berulang-ulang tanpa ada perlawanan dengan tujuan membuat koban menderita.
Kasus ini ternyata bisa terjadi di dalam sekolah anak-anak kita, seorang anak didik yang tiba-tiba ngambek tidak mau sekolah salah satu penyebab adalah karena Bullying.
Mengatasi kasus Bullying ini adalah tugas bersama antara orang tua siswa.Bagaimana tipsnya agar kasus seperti ini tidak membunuh karakter peserta didik di sekolah.
Becanda kelewatan saling menjatuhkan
Di dalam kelas pasti terjadi interaktif antar siswa.di dalamnya terjadi keakraban,persaingan dan adu superioritas.
Konflik bisa terjadi dan sangat mungkin bisa terjadi karena kasus bullying dalam kasus bullying bisa terjadi karena bercanda yang kelewatan sehingga melanggar batas kesopanan, misalnya mengolok-olok teman dengan menyebut nama orang tua dan pekerjaan orang tua yang dalam pandangan anak-anak sangat lucu dan tidak pantas, inilah bentuk bercanda kelewatan.
Termasuk juga dalam persaingan Akademik, persaingan yang sehat dan sportif sangat di anjurkan.
Hal ini bisa memotivasi siswa meningkatkan kapasitas dirinya,namun jika persaingan ini menuju pada niat buruk, untuk menjatuhkan mental sesama siswa hal ini perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak, dampak mogok sekolah, akan merugikan masa depan siswa sendiri.
Win Win Solution
Guru disekolah harus punya parameter mengamati dinamika kelas,kedekatan guru dan siswa harus dibina sesuai tingkat perkembangan siswa.
Guru otoriter malah tidak dihargai oleh siswa diera generasi sekarang, guru harus punya metode menjalin komunikasi dengan para siswanya. Seorang guru harus mampu mengcover apa yang tengah terjadi ditengah siswanya.
Guru jangan sewenang-wenang menghakimi siswanya yang tiba-tiba membolos, lakukan penelitian untuk memperoleh informasi yang seimbang.
Solusi bukan menghakimi
Menangani kasus bullying dibutuhkan ekstra perhatian. Pertama perhatikan perilaku siswa yang memiliki watak dan kepribadian yang berbeda beda dan unik.
Satu solusi tidak bisa dipakai untuk kasus lain. Guru sangat tidak dianjurkan menghakimi korban bullying. Guru memang harus akrab dengan siswa tapi jangan ikut arus bergosip dengan siswanya.
Bangun ramah komunikasi
Tujuan pendidikan adalah membentuk karakter peserta didik. Output pendidikan bukan hanya melahirkan anak didik yang pintar saja,namun juga harus cerdas dan berwawasan.
Orang tua mengantar anaknya ke sekolah agar memiliki karakter yang baik dan menunjang masa depan. Agar tujuan ini tercapai, dibutuhkan komitmen antara guru, siswa dan orang tua bersinergi membangun ramah komunikasi.
Menurut Coloroso (2006),terdapat empat Unsur dalam perilaku Bullying kepada seseorang,yaitu sebagai berikut:
1. Ketidakseimbangan kekuatan
Pelaku bullying dapat saja orang yang lebih tua,lebih besar, lebih kuat, lebih mahir secra verbal, lebih tinggi dalam status sosial, berasal dari ras yang berbeda, atau tidak berjenis kelamin yang sama. Sejumlah besar kelompok anak yang melakukan bullying dapat menciptakan ketidakseimbangan.
2. Niat untuk mencederai
Bullying berarti menyebabkan kepedihan emosional dan/atau luka fisik, memerlukan tindakan untuk dapat melukai, dan menimbulkan rasa senang di hati sang pelaku saat menyaksikan luka tersebut.
3. Ancaman agresi lebih lanjut
Baik pihak pelaku maupun pihak korban mengetahui bahwa bullying dapat dan kemungkinan akan terjadi kembali. Bullying tidak dimaksudkan sebagai peristiwa yang terjadi sekali saja.
4.Teror
Bullying adalah kekerasan sistematik yang digunakan untuk mengintimidasi dan memelihara dominasi. Teror yang menusuk tepat di jantung korban bukan hanya merupakan sebuah cara untuk mencapai tujuan tindakan bullying, teror itulah yang merupakan tujuan dari tindakan bullying tersebut. (Reza)