Serumpunsebalai.com, PALEMBANG – Rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia di Pemerintah Sumatera Selatan (Sumsel), Kamis (17/8) menggelar Malam Resepsi Kenegaraan dan Ramah Tamah bersama Perintis Pejuang Kemerdekaan, Veteran, Purnawirawan, Wredatama, Warakawuri, Angkatan 45, Generasi Muda / Mahasiswa dan Paskibraka. Bertempat di Pedopan Istana Gubernur Griya Agung Palembang.
Malam Resepsi Kenegaraan dan Ramah Tamah tersebut dihadiri langsung olehn Gubernur Sumsel H Herman Deru didampingi Ketua TP PKK Sumsel Hj Febrita Lustia HD.
Dikesempatan itu Herman Deru menegaskan, mengatakan, upacara kenaikan dan penuruan bendera membuktikan begitu cintanya masyarakat Indonesia pada bangsa ini. Sebagai penghargaan kepada para pejuang yang telah berkorban jiwa dan raga untuk mencapai kemerdekaan.
“Kita harus meneruskan tekat itu, bahwa pejuang tetap sama, kita semua adalah pejuang namun berbeda tantangannya,” katanya.
Menurut Herman Deru, musuh besar bangsa Indonesia saat ini adalah sikap tidak peduli dengan sekitar. Cendrung hidup individualistik. Kemudian tantangan kedua adalah keterbukaan informasi yang nyaris liberal, dunia saat ini sudah tidak berpagar.
“Itulah musuh kita, asupan pendidikan secara umum berbeda tapi kita punya pagar ada pendidikan agama dan adat yang diwariskan leluhur. Kita bangun karakter generasi penerus dengan meneladani karakter para pejuang,” tuturnya.
Herman Deru berharap generasi penerus menjadikan pengalaman pendidikan dan kedisiplianan, menjadi pondasi untuk menghadapi banyaknya badai yang akan ditemui di kemudian hari.
“Ini yang membuat kita harus bersyukur, kita bangsa yang tangguh. Indonesia terdiri dari ratusan suku diikat dengan satu sumpah yakni sumpah pemuda, ini bisa tetap solid tetap kuat karena tekat kita sama, kita mengisi kemerdekaan ini,” tambahnya.
Lanjut Herman Deru mengungkapkan, bangsa Indonesia senantiasa menghormati para pahlawannya yang telah berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Tercapainya kemerdekaan itu merupakan hasil nyata dari pengorbanan dan jasa para pejuang, pelopor dan perintis kemerdekaan.
“Kita berterimakasih kepada para pahlawan dengan mendoakan. kita bisa merdeka karena gotong royong, Oleh karena itu pelestarian dan pengamalan nilai kepahlawanan yang bercirikan cinta tanah air, rela berkorban, percaya pada kemampuan sendiri, keuletan dan rasa tanggung jawab yang tinggi, masih relevan dan bahkan sangat diperlukan dalam era globalisai dan reformasi dewasa ini,” tandasnya. (Reza/rel)