Serumpunsebalai.com, Jakarta – Belakangan ini masyarakat dibuat was-was dengan adanya alat peraga kampanye (APK) yang semrawut di sejumlah sudut Ibu Kota.
Bendera partai politik dan spanduk wajah calon anggota legislatif (caleg) itu terpasang di tempat-tempat yang tidak seharusnya seperti di trotoar jalan yang menghalangi mobilitas di jalur pedestrian.
Tak sedikit juga APK yang terpasang di atas jembatan penyeberangan orang (JPO), sehingga dianggap sebagai ‘polusi’ oleh sebagian orang.
Salah satu warga, Lawa (25) merasa terganggu dengan pemasangan APK baliho yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Ia menyarankan agar APK tersebut ditempatkan di tempat yang sudah disediakan.
“Sangat terganggu, apalagi kalo masangnya di tengah trotoar dan asal-asalan,” kata Lawa, Jumat (27/1).
Pegawai BUMN itu sempat merasakan pengalaman tak mengenakan akibat baliho-baliho yang dipasang sembarangan. Kala itu, ia sedang berkendara dari Tangerang Selatan menuju kantornya yang berada di Pejaten, Jakarta Selatan.
Namun, saat melintas di Cipete Raya, Lawa terjebak macet yang cukup panjang lantaran sebuah baliho caleg ambruk ke tengah jalan. Alhasil, ia pun telat masuk kantor.
“Pernah sekali telat ke kantor gara-gara macet ada baliho ambruk di daerah Cipete Raya,” ucapnya.
Lawa mengaku kesal dengan adanya peristiwa tersebut. Ia berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) tegas dalam menertibkan pemasangan baliho yang tidak sesuai dengan tempatnya.
“Ya pasti kesal banget karena dengan adanya kemacetan kemarin, yang ternyata disebabkan oleh baliho roboh, terpaksa saya izin telat untuk masuk kerja. Kembali lagi masyarakat yang dirugikan,” ujar Lawa.
“Semoga KPU bisa sedikit tegas dan menertibkan pemasangan baliho liar karena kejadian seperti ini sudah sering terjadi satu bulan terakhir,” imbuhnya.
Padahal, kata dia, baliho itu tidak menjadi pedoman masyarakat untuk memilih caleg tersebut. Sebab, tak ada program yang ditawarkan di dalam baliho itu.
“Kebanyakan dari mereka cuma nempel foto, jadi enggak tau program apa aja yang ditawarkan. Jadi tidak berpengaruh,” kata Lawa. (Reza)