Serumpunsebalai.com – Doa orang terzalimi menembus langit dan tidak terhijabi dengan Allah SWT. Demikian hadits dan ayat Al-Qur’an menjelaskan betapa dahsyatnya doa yang dipanjatkan oleh mereka yang terzalimi dan teraniaya orang lain.
Bahkan dalam salah satu riwayat Imam Ahmad menyebutkan, doa orang yang terzalimi tetap dikabulkan dan didengar Allah SWT sekalipun orang yang teraniaya adalah orang yang kafir. Hadits-hadits mengenai ini menjadi pengingat agar umat muslim tidak berlaku aniaya dan semena-mena pada orang lain.
“Pada saat itulah tidak ada hijab (pembatas) antara orang yang terzalimi dengan Allah, maka secara otomatis doa mereka pun akan didengar dan dikabulkan oleh Allah SWT,” tulis Ipnu R. Noegroho dalam Doa, Zikir, Wirid & Pengobatan Islami Paling Mustajab.
Sudah banyak hadits dan firmanNya yang mengingatkan tentang bahayanya doa orang yang terzalimi. Berikut daftarnya yang berhasil dihimpun.
5 Dalil Bukti Dahsyatnya Doa Orang Terzalimi
1. Dalil Pertama
وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
Artinya: “Waspadailah doa orang yang terzalimi, karena tidak ada hijab (penghalang) antara ia dan Allah.” (HR Bukhari).
2. Dalil Kedua
أتدرون ما المفلِسُ ؟ قالوا : المفلِسُ فينا من لا درهمَ له ولا متاعَ . فقال : إنَّ المفلسَ من أمَّتي ، يأتي يومَ القيامةِ بصلاةٍ وصيامٍ وزكاةٍ ، ويأتي قد شتم هذا ، وقذف هذا ، وأكل مالَ هذا ، وسفك دمَ هذا ، وضرب هذا . فيُعطَى هذا من حسناتِه وهذا من حسناتِه . فإن فَنِيَتْ حسناتُه ، قبل أن يقضيَ ما عليه ، أخذ من خطاياهم فطُرِحت عليه . ثمَّ طُرِح في النَّارِ
Artinya: “Orang yang bangkrut di antara umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat membawa pahala sholat, puasa, dan zakat. Akan tetapi, dia juga telah mencela orang ini, memakan harta orang itu, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang itu.
Lantas, orang yang dizalimi ini diberikanlah kebaikan-kebaikannya untuk orang yang dizalimi yang ini, diberikan pula kepada korban kezaliman yang lain. Hingga apabila kebaikannya telah habis sedangkan kezalimannya belum semua terbayar maka sebagian dosa-dosa orang-orang yang dizalimi akan dipikulkan kepadanya, lalu dia dilempar ke dalam neraka,” (HR Muslim).
3. Dalil Ketiga
اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْل
Artinya: Ya Allah, Engkau adalah teman dalam perjalanan dan pengganti dalam keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan perjalanan, kesedihan tempat kembali, doa orang yang teraniaya, dan dari pandangan yang menyedihkan dalam keluarga dan harta.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
4. Dalil Keempat
لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الْجَهْرَ بِالسُّوْۤءِ مِنَ الْقَوْلِ اِلَّا مَنْ ظُلِمَ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيْعًا عَلِيْمًا
Artinya: “Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS An Nisa: 148).
5. Dalil Kelima
وَعَنَتِ الْوُجُوْهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّوْمِۗ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا
Artinya: “Semua wajah tertunduk di hadapan (Allah) Yang Mahahidup lagi Maha Mengurus. Sungguh rugi orang yang membawa kezaliman.” (QS Thaha:111).
Penguatan dari dalil-dalil di atas, Adz Dzahabi dalam Siyaru A’lam pernah menceritakan kisah tentang Yahya bin Khalid Al Barmaky. Yahya bin Khalid Al Barmaky adalah sosok kepercayaan–saat ini dikenal dengan menteri–di era Khalifah Harun Ar Rasyid.
Yahya bin Khalid Al Barmaky hidup dengan makmur dan sejahtera. Bahkan beberapa anaknya pun diangkat menjadi gubernur ketika itu.
Namun, tiba-tiba datang suatu masalah hingga membuat keluarganya masuk dalam jeruji besi. Anak-anak Yahya bin Khalid Al Barmaky pun bertanya padanya,
“Wahai Ayah, mengapa setelah kemuliaan, kekayaan, dan kesenangan, kini kita berubah menjadi sengsara seperti ini?” demikian seperti diterjemahkan Majalah Ar Risalah Edisi 223.
Yahya bin Khalid Al Barmaky menjawab, “Wahai anakku, bisa jadi ini adalah karena doa orang yang terzalimi, kita menyepelekannya, padahal Allah tak pernah melalaikannya,”
Kezaliman adalah perkara yang sangat dibenci Allah SWT. Bahkan menurut riwayat Thabrani, Allah SWT sampai menjanjikan pembalasan bagi para pelaku zalim tanpa melewatkannya sedikitpun.
Lebih-lebih, perbuatan zalim bahkan dikatakan dapat menggerogoti seluruh pahala kebaikan kita, bukan hanya tertelak pada dahsyatnya doa orang terzalimi. Nauzubillah min dzalik. (Retok)