Perdana dan Sendiri

oleh -84 Dilihat
oleh

Catatan Raiza Rana Viola Riady

Shubuh ini, Rabu 19 Juni 2024, Panggilan telpon dari mama dan sang kekasih membangunkan saya untuk bergegas mandi dan menunaikan sholat shubuh.

Usai dari itu, tak lupa membersihkan kamar dan memastikan tidak ada yang terlupa untuk dibawa.

Tertulis di tiket yang saya pesan kemarin terjadwal untuk berpulang ke kampung halaman, bertolak dari Pangkalpinang menuju pelabuhan Tanjung Kalian Muntok berjarak kurang lebih 138 Kilometer.

Tak lupa headshet bluetooth digunakan dan saya putar playlist satu album lagu NDX AKA sebelum memulai perjalanan.

Apa boleh buat, karena sendiri saya takut mengantuk saat membawa motor menuju ke pelabuhan, berangkat pukul 05.23 dan selama perjalanan saya sempat berhenti satu kali di warung jalanan untuk mengisi bensin.

Untung saja di tengah perjalanan beberapa warung jalan telah buka dan tersedia jual bensin, begitu sulitnya mengandalkan SPBU untuk mendapatkan bensin di pagi hari.

Jalan bagus dan cuaca yang mendukung membuat saya tiba di pintu gerbang pelabuhan tanjung kalian pukul 7.17 WIB.

“Bapak tiketnya mana, boleh diperlihatkan, dan siapkan KTP serta STNK,” minta salah satu petugas kepada saya.

Setelah menunjukan identitas yang diminta oleh petugas, saya diarahkan untuk menunggu kapal.

“Kapal belum ada ya pak, nanti jam 9 kapal akan berangkat, mohon ditunggu, silahkan cetak tiket disana ya,” ucap petugas dengan memberikan senyum.

Sambil menunggu, dan menghidupkan beberapa batang rokok Surya, tibalah suara pengumuman dari pihak ASDP agar penumpang mempersiapkan diri.

“Kepada penumpang dimohon untuk mempersiapkan diri, dan bagi kendaraan untuk menghidupkan mesin dan menuju ke arah pintu gerbang yang sudah ada petugasnya,” jelas suara petugas melalui pengeras suara.

Akhirnya, suara kapal panjang 1 kali terdengar tanda kapal akan segera berangkat.

Baru pertama kali ini saya bawa kendaraan motor dari Bangka Belitung menuju Palembang, biasanya menggunakan bus DAMRI.

Setelah menunjukkan tiket, STNK dan KTP, dimintalah para penumpang memasuki kapal dengan memarkirkan kendaraannya dengan rapi.

“Sini pak, sini pak, tolong dirapikan ya pak, jangan di kunci stang motornya,” kata petugas sambil mengarahkan.

Tibalah dimana saya membawa barang menuju deck atas kapal dan memilih duduk di ruang Smoking Area.

Mau kemana mas? Duduk sini aja mas masih kosong,” sebut salah satu penumpang kapal.

Seraya mengenalkan diri, berbincang-bincang, ternyata si penumpang mau ke Semarang.

“Saya mau ke Semarang mas, kebetulan saya asli sana, di Bangka ini saya hanya datang acara pernikahan teman sekaligus liburan,” kata mas Andre mengenalkan dirinya ke saya.

Berangkat ke Palembang ya mas, sendiri bawa motor gitu dari jam berapa berangkatnya?,” Tanya kembali mas Andre kepada saya.

Terasa lapar dan haus, Air dingin dan popmie sepertinya nikmat untuk dinikmati.

Setelah selesai menyantap makanan dan minuman, saya kembali mengobrol dengan mas Andre.

Perbincangan yang terus-menerus, tak terasa 4 jam sudah berada di atas kapal.

Akhirnya, suara klakson kapal pendek 1 kali terdengar tanda akan segera bersandar di Pelabuhan Tanjung Api-Api. (Bersambung)

Palembang, 19 Juni 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *